Welcome to our site

SEJARAH PERUSAHAAN Pada tanggal 14 February 2003, Photomotion Art dibuka untuk pertamakalinya didaerah Kemang Pratama Raya 22 C Jakarta Selatan, dengan mengembangkan usaha dibidang Bridal dan Salon yang mengembangkan konsep One Stop Wedding, sekaligus menjadi kantor pusat Photomotion Art dan ditempat ini pula kami mengembangkan teknologi baru, yaitu cetak foto diatas kain sutera. Pada tanggal 4 January 2009 Photomotion Art membuka cabang baru di Kelapa Gading Boulevard 21 B, Jakarta Utara. Acara pembukaannya dihadiri oleh Menteri Pariwisata dan Kebudayaan Bp. Jero Wacik dan Artika Sari Devi mantan Putri Indonesia. Generasi kedua dari keluarga Novi Syafrida dan dibantu oleh kedua adiknya Omah Siti Romah dan Penny Wijayanti dan dilanjtukan sebagai generasi ketiga adalah sang putri Endah Purnamawati . Tahun 2005merupakan titik awal dari berbagai apresiasi terhadap hasil kerja keras selama 2 tahun telah berkarya dibidang ini. Diawali mendapatkan kepercayaan mengabadikan moment penting sebagai Official Photography di Konferensi Asia Afrika ( KAA ) Anniversary ke 50yang dihadiri oleh 106 Kepala Negara dan perwakilannya yang berlangsung pada tanggal 21 – 24 April 2005 di Jakarta dan Bandung. Tanggal 19 February kembali Photomotion Art mendapatkan kepercayaan dari Departemen Luar Negeri untuk meliput langsung kegiatan Perdana Menteri USA Hilarry Clinton selama di Indonesia. Eksitensi selama kurang lebih 6 tahun sebagai saksi dan bukti kerja keras, kegigihan dan konsistensi dalam membina perusahaan. Dengan kualitas pilihan kepada para customer dan hal ini pula yang akan dipertahankan oleh generasi selanjutnya dan Photomotion Art yang dimotori oleh Endah Purnamawati.

Kisah Cangkir Cantik

Jumat, 26 Maret 2010

Sepasang kakek dan nenek pergi belanja ke sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik. “Lihat cangkir itu,” kata si nenek kepada suaminya. “Kau benar itu cangkir tercantik yang pernah aku lihat,” ujar si kakek.

Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara. “Terima kasih untuk perhatiannya. Perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang perajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar.

Kemudian ia mulai memutar-mutar hingga aku merasa pusing. Stop! Stop! Aku berteriak, tetapi orang itu berkata, “Belum!” Lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop! Teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas! Panas! Teriakku dengan keras. Stop! Cukup! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata, “Belum!”

Akhirnya, ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir selesailah penderitaanku. Oh, ternyata belum.
Setelah dingin ternyata aku diberikan kepada seorang wanita muda dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop! Stop! Aku berteriak.
Wanita itu berkata, “Belum!” Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya. Tolong! Hentikan penyiksaan ini! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi, orang itu tidak peduli dengan teriakanku. Ia terus membakarku. Setelah puas “menyiksaku” kini aku dibiarkan dingin.

Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya karena dihadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.

Teman, seperti itulah Allah Swt. membentuk kita. Pada saat Allah Swt, membentuk kita, tidaklah menyenangkan, sakit penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi, itulah cara mengubah kita agar menjadi cantik dan memancarkan kemuliaan-Nya.
Teman, anggaplah sebagai kebahagiaan apabila kamu terjatuh ke dalam berbagai cobaan, sebab Anda tahu bahwa ujian menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya Anda menjadi sempurna, utuh dan tak kekurangan satu apapun.

Thank to Mba Rien..

0 komentar:

Posting Komentar